Hai hai... Kembali lagi dengan artikel baru untuk hari ini.
Saya baru saja selesai menonton sebuah film Indonesia yang baru saja rilis, yaitu Warkop DKI Reborn!
Dan setelah menonton film ini saya ingin sekali meluapkan apa yang ada difikiran saya mengenai film ini. Jadi ini hanya opini saya sebagai penikmat film. Mungkin kalian setuju, atau mungkin kalian malah kontra dengan pendapat saya.
Sebelum masuk ke reviewnya ada baiknya saya mengenalkan film ini dulu.Warkop DKI Reborn : Jangkrik Bos Part 1 adalah film yang bisa dibilang sebagai film Tribute to Warkop. Film ini disutradarai oleh Anggy Umbara dan diperankan oleh Vino G. Bastian, Tora Sudiro dan Abhimana Aryasatya.
Baiklah, kita langsung saja ke review filmnya. Yukk.... Tenang, saya tidak akan membocorkan apapun di review ini...
Nah, film ini adalah salah satu film yang saya tunggu rilisnya pada tahun 2016 ini. Dan ekspektasi saya terhadap film ini cukup tinggi, terutama melihat pemeran yang sudah tak asing lagi dan berpengalaman seperti Vino, Tora dan Abhimana. Namun, setelah menonton film ini, saya menjadi speechless.
Kenapa? Memang, saya nggak mengharapkan film ini untuk bagus dan selucu film-film Warkop jaman dulu, tapi saya juga nggak menyangka akan seperti ini jadinya. Terlalu banyak yang membuat saya kecewa.
Tapi mari kita mulai dengan sisi positifnya dulu. Saya suka dengan cara mereka menyelipkan humor dan joke-joke terkenal dari film Warkop terdahulu sebagai bentuk Tribute mereka dan juga penampilan yang sangat meyakinkan dari Abhimana sebagai Alm. Dono. Tapi sebatas itu sisi positifnya.
Sisi negatifnya, terlalu banyak joke-joke Warkop yang diambil membuat joke di film ini serasa nggak original. Banyak joke yang terkesan dipaksakan agar mengikuti jalur cerita. Mengambil joke sebagai tribute sebenarnya oke-oke saja, tapi sesuaikan dengan alur cerita.
Beralih ke penampilan, selain Abhimana, menurut saya Tora dan Vino kurang mendalami peran yang mereka perankan. Sehingga masih terasa jelas ada pribadi mereka diperan yang dibawakan. Terutama peran Alm. Kasino, yang diperankan Oleh Vino G. Bastian.
Vino terlihat memaksakan sekali untuk memirip-miripkan dirinya dengan beliau. Terlihat dari logat berbicaranya yang terkadang mirip, walau lebih sering meleset dan menjadi aneh. Selain itu suara dari Vino seringkali sangat pelan, sehingga butuh fokus untuk mendengar joke yang dilontarkan oleh Vino.
Hal ini ditambahi oleh backsound yang menurut saya terlalu nyaring dan banyak sekali. Hal ini mengganggu banget. Bahkan saya seringkali bingung karena tidak mendengar kalimat yang disampaikan oleh para aktor di film ini.
Lalu special effectnya... Terlalu memaksakan diri untuk menggunakan special effect. Saya sampai nggak bisa berbicara mengenai effect di film ini. Memang, kita belum sehebat dan sebagus Holywood dalam membuat special effect, tapi setidaknya gunakanlah dengan bijak dan tepat.
Masalah lainnya adalah terlalu banyak figuran. Sehingga alur cerita pun terpaksa dipanjang-panjangkan agar seluruh figuran mendapat waktu tayang yang cukup. Inilah mengapa akhirnya film ini dibagi menjadi 2 bagian, selain mungkin sebagai cara meraup keuntungan.
Dan masalah paling besar saya dengan film ini adalah pengambilan gambar atau kamera! Bagi kalian yang awam dengan film, pengambilan gambar di film kebanyakan mengambil secara luas. misalnya ketika berbincang maka yang diambil adalah 2 orang yang sedang berbincang. Bukan secara Close Up.
Close up hanya digunakan ketika ada hal yang menarik namun umurannya kecil. Bukan berarti ketika berbicara harus selalu menggunakan close up. Ditambah dengan pergantian kamera yang terlalu cepat. Jujur saya susah untuk tertawa ketika joke yang dilemparkan tiba-tiba beralih gambar ke gambar lain.
Saya sebenarnya sangat berharap film ini untuk menjadi bagus. Tapi saya merasa kecewa dan speechless dengan film ini. Satu-satunya saat saya bisa tertawa adalah pada saat credit title, atau kita mengenalnya dengan istilah "dibuang sayang". Itulah betapa saya merasa film ini membosankan.
Oleh karena itu, film ini saya beri nilai 4.5 dari 10.
Saya menghargai usaha mereka dan saya berharap sekali agar film keduanya setidaknya lebih baik daripada ini. Bagaimana pendapat anda setelah menonton film ini? Sampaikan di kolom komentar ya.
No comments:
Post a Comment